Solusi Pasca Pandemi Untuk Siswa Lupa Perkalian.



Tantangan utama bagi guru matematika di era pasca pandemi COVID-19 adalah adaptasi dan perubahan dalam pembelajaran. Pada masa pandemi, banyak sekolah dan universitas melakukan pembelajaran jarak jauh sebagai solusi untuk meminimalkan risiko penyebaran virus. Guru matematika harus mempelajari teknik mengajar dan membuat materi pelajaran yang efektif untuk pembelajaran jarak jauh.

Namun pada kenyataannya, beberapa siswa mungkin tidak memiliki akses yang cukup ke teknologi atau internet yang stabil untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh. Guru matematika harus mempertimbangkan hal ini dan mencari cara untuk membantu siswa yang kurang mampu. Ada berbagai kendala yang ditemui pada saat pembelajaran jarak jauh. Salah satunya adalah membatasi interaksi sosial antara siswa dan guru.

Guru matematika harus memastikan bahwa siswa tetap terlibat dan memahami materi yang diajarkan. Dampak dari kurangnya interaksi menciptakan situasi dimana guru kesulitan memberikan umpan balik yang efektif pada siswa. Guru matematika harus memikirkan cara baru untuk memberikan umpan balik dan membantu siswa memperbaiki kinerjanya. Guru matematika juga harus memastikan bahwa semua siswa memahami materi yang diajarkan dan memiliki kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi.

Permasalahan yang banyak ditemukan selama pasca pandemi, ada beberapa siswa yang melupakan materi dasar yaitu operasi hitung, salah satunya perkalian. Untuk mengatasi masalah siswa yang tidak dapat melakukan perkalian, berikut ada beberapa solusi yang dapat dilakukan.

  1. Memberikan latihan yang cukup: Siswa perlu diberikan latihan yang cukup untuk meningkatkan kemampuan perkalian mereka.

  2. Memperkenalkan metode baru: Siswa mungkin lebih nyaman dengan metode perkalian tertentu, seperti metode grid atau metode loncat-loncat.

  3. Memberikan dukungan individu: Siswa mungkin memerlukan dukungan individu untuk memahami konsep perkalian.

  4. Menggunakan visualisasi: Siswa mungkin lebih mudah memahami konsep perkalian dengan menggunakan visualisasi, seperti menggunakan kotak-kotak atau diagram.

  5. Menemukan masalah yang mendasar: Siswa mungkin mengalami masalah dalam memahami konsep matematika dasar yang mendasar, seperti pengurangan atau penambahan, yang harus diatasi terlebih dahulu.

  6. Memberikan contoh yang relevan: Siswa lebih mudah memahami konsep perkalian jika diberikan contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

  7. Membuat proses pembelajaran menyenangkan: Siswa lebih cenderung belajar jika proses pembelajaran menyenangkan.

Itu beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah siswa yang tidak dapat melakukan perkalian, pastikan untuk berkoordinasi siswa dan mencari cara yang paling sesuai dengan kondisi dan latar belakang siswa tersebut.


(Artikel ini merupakan Tugas 2 dalam Workshop Teori dan Penerapan AI. Saya ucapkan terimakasih untuk Coach @DjadjaSardjana yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat ini.)