Parodi Negeri Bahari

  

Nusantara adalah dongeng tentang negeri makmur nan kaya akan pesona baharinya. Lautan biru terhampar menyatu dengan indahnya langit bertemankan awan dan burung camar. Tanah subur loh jinawi dengan keragaman jenis flora dan fauna yang konon tak terhitung jenisnya, hidup damai bersama manusia. Letak geografis yang berada tepat di garis khatulistiwa membuatnya mendapatkan julukan "Jamrud Khatuliswa". Tentunya karena keindahan alam yang terpancar begitu elok di mata dunia. Sungguh luar biasa pesona yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. 

Laut menjadi hamparan yang memisahkan jutaan pulau di sana. Baik di darat maupun dalam lautan, sumber daya alam begitu melimpah. Anugerah Tuhan tersebut layaknya surga dunia yang dapat dinikmati oleh siapa saja. Alangkah beruntungnya manusia yang tinggal di sana. Namun sayang seribu sayang, kini surga itu kian terancam sirna. Banyak kebijakan yang kini justru mengijinkan manusia berbuat durhaka. Bukan kepada orang tua melainkan terhadap alam. Dimana konon telah menyediakan berbagai kebutuhan manusia dengan ijin Sang Maha Kuasa. Apakah Air susu kan terbalas dengan air tuba? Kita lah yang harus membuktikan. Jangan hanya sekedar bisa menjawab saja. Sudah banyak orang pintar di negeri nan penuh parodi jenaka.

Mari kita tengok sejenak, berapa banyak jenis pohon yang masih ada di sekitar rumah tinggal kita? Berapa banyak jenis ikan yang masih dapat ditemukan di sungai-sungai yang kini mulai kering ketika hujan yang dinanti belum kunjung tiba? Adakah yang sudah mulai menyadarinya? Pernahkah tersirat dalam angan-angan, bagaimana kelak nasib anak cucu yang menjadi generasi penerus kita? 
Satu pohon, satu jenis ekor ikan di masa sekarang akan sangat berarti kelak, meski kini engkau belum menyadarinya.