Andaikan ini yang Terakhir




Gema takbir terdengar di segala penjuru. Untuk kesekian kalinya rasa haru ini muncul. Alhamdulillah, tahun ini Engkau telah beri kesempatan hamba untuk bertemu. Pertemuan singkat yg kembali menumbuhkan rasa rindu. Rindu yg kian besar meski diri ini tidak tahu. Masih kah tahun depan akan kembali bertemu.

Tahun lalu, pertemuan itu ku lalui di tanah rantau. Betapa berharganya waktu yg prnah brlalu. Kala raga jauh dari keluarga, sahabat, n kampung halaman ku. Rasa syukur hadir meski diri berada dalam kesendirian d balik papan kayu. Dinginnya suhu malam itu, justru kian meluluhkan hati untuk senantiasa berharap memohon petunjuk, ampunan, n kasih sayang dari-Mu.

Malam ini.. Kembali.. Dengan penuh harap..
Andaikn ini kesempatan terakhir hamba, hamba mohon bimbingan agar senantiasa bersyukur.. Bersyukur atas segala nikmat, rizqi serta kesempatan yg telah diberi.. Andaikan ini yg terakhir, berikan hamba hidayah-Mu ya Allah.. Andaikan ini yg terakhir,  diri ini mohon ampun atas segala khilaf yg telah hamba lakukan.. Andaikan ini yg terakhir hamba ucapkan terimakasih..

Mungkin inilah waktu terakhir hamba yang harus hamba gunakan sebaik-baiknya.. Untuk koreksi diri.. Untuk berbuat lebih banyak lg kebaikan.. Untuk lebih sering menebar senyuman.. Untuk lebih memantapkan lg makna Syahadat yg pernah ku ucapkan..

Allahuakbar.. Allahuakbar.. Laaillaahaillallahu allahuakbar.. Allahuakbar walillahilhamd..

Inspirasi dari Mawar Putih



“Hanya karena seseorang terlihat bahagia, bukan berarti seseorang tersebut benar-benar bahagia. Bunga mawar putih pun masih memiliki bayangan gelapnya”









Kehidupan ini adalah sebuah misteri, dimana masih banyak masalah dan kesedihan yang akan datang silih berganti. Banyak yang memberi saran bahwa masalah itu bukan untuk dihindari. Namun untuk dicarikan solusi. Menjadi pribadi yang tegar bukan berarti bisa menyelesaikan masalah yang datang dengan senyuman nan penuh rasa percaya diri. 

Manusia dianugerahi hati yang penuh dengan kelembutan. Ketika pertama kali menghirup udara dan menyapa dunia, tak seorangpun dari kita yang tertawa atau tersenyum gembira. Karena sewajarnya bayi akan menangis. Reaksi dari kedua orangtua bayi pun akan sama. Mereka tak kan mampu membendung air mata kebahagiaan atas hadirnya sang buah hati tercinta. Seseorang yang sudah menginjak fase remaja atau dewasa, tak akan ingat seperti apa proses yang terjadi kala itu. Begitu pun dengan saya.

Semakin dewasa seseorang, bobot masalah yang akan dijumpai akan berbeda. Namun masalah yang telah diberikan kepada seseorang pasti sesuai dengan dosisnya. Mari kita buka kembali Q.S. Al-Baqarah ayat 286. Telah dituliskan di Al-Quran penjelasan tentang hal tersebut bahwa, “Allah tidak akan memberikan beban kepada seseorang diluar batas kemampuannya”.

Insan yang bersyukur, menjadikan masalah sebagai teguran agar tidak takabur. Hingga mata hati mereka terjaga, serta tidak menjadi kabur. Bagi yang bersabar, masalah adalah ujian agar tetap tegar. Belajar dari masa lalu, agar tidak terulang di masa yang akan datang. Begitulah orang-orang bersabar menyikapi semua itu. Karena ada keyakinan bahwa dibalik kesulitan pasti akan datang kemudahan. 

Seperti yang tercantum dalam Q.S. Al Insyiraah ayat 5-8. Telah ditegaskan bahwa “maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai, maka tegaklah. Dan hanya kepada Tuhanmu, hendaklah engkau berharap.”

Nah, dari sini apakah ketika masalah datang, kita akan mengeluh? Apakah dengan mengeluh masalah akan selesai dan Tuhan menjadi luluh? Bukankah masalah datang untuk menguatkan kita, hingga menjadikan hidup ini menjadi lebih utuh? Bukankah dari masalah, sudah banyak yang mendapatkan banyak pelajaran ampuh?

Mungkin senyum tidak memudahkan masalah yang sulit. Namun setidaknya, masalah yang sulit akan terlihat lebih mudah dengan kita tersenyum. Senyum adalah wujud keindahan pribadi yang bersih dari rasa dengki. Keindahan senyum manusia layaknya bunga yang sedang mekar. Sedangkan keindahan suatu cobaan ibaratkan bunga mawar putih, keindahannya justru tampak karena ada bayangan dari sisi gelapnya.  Hingga banyak orang memaknainya sebagai lambang cinta sejati yang abadi.

Begitulah hakekat dari ujian. Datangnya dari tuhan, bisa berupa cobaan. Namun itulah wujud kasih sayang Tuhan kepada seorang insan.  Semoga kita termasuk pribadi yang kuat dan disayangi Allah SWT.


Semoga bermanfaat.. 

Langit pun Bisa Menginspirasi




"Dengan melihat ke bawah kita justru akan tahu bahwa diatas langit masih ada langit"











Boleh bangga, asal jangan terlena. Itulah pesan yang perlu dicamkan. Petuah dari seorang yang lebih dulu merasakan manis asamnya kehidupan. Sifat yang bisa saja menjerumuskan manusia pada lembah kesombongan. Itulah petuah bijak yang senantiasa mengingatkan. 

Hidup ini adalah sebuah kompetisi. Dimana yang menang disebut berprestasi. Sedangkan bagi yang kalah akan merasakan penyesalan di dalam hati. Bukan berarti kalah itu abadi, ada keyakinan yang menyebutkan bahwa kekalahan adalah proses menuju kemenangan yang hakiki. Sejak lahir kemenangan sudah menjadi takdir. Namun kerasnya usahalah yang menjadi penentu secepat apa keberhasilan itu akan hadir.

Mengingat-ingat sebuah kemenangan itu manis, sedangkan  kekalahan itu rasanya miris. Begitulah kehidupan, rintangan silih berganti datang menghadang. Kesombongan letaknya tidak jauh dari kebanggaan. Banyak yang belum menyadari, meski begitu ada juga mereka yang sudah mulai berhati-hati. Kontrol diri menjadi sebuah kunci, ingatlah bahwa apa yang telah kita capai itu adalah kehendak Illahi. Tidak serta merta karena jerih payah seorang diri.

Tiadalah pemenang tanpa mereka yang kita sebut kalah. Karena pada hakekatnya, pemenang sejati akan mengerti dimana tempat dan waktu dia harus mengalah. Ingat, boleh bangga asal jangan terlena, karena masih ada kemenangan yang jauh lebih besar jika kita sadar. Bahwa di atas bumi ada langit, di atas langit masih ada langit. Maha Besar Allah dengan segala penciptaannya.

“Langit tak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi, karena dia tau bahwa orang-orang lebih mengetahui bahwa di atas langit masih ada langit 

Semoga bermanfaat... ^_^

Lirik EdCoustic – "Aku Ingin Mencintai-Mu"




EdCoustic - Aku Ingin Mencintaimu

Tuhan betapa aku malu
Atas semua yang Kau beri
Padahal diriku terlalu sering
Membuat-Mu kecewa

Entah mungkin karena ku terlena
Sementara Engkau beri
Aku kesempatan berulangkali
Agar aku kembali

Dalam fitrahku sebagai manusia
Untuk menghambakan-Mu...

Betapa tak ada apa-apanya
Aku di hadapan-Mu...

Aku ingin mencintai-Mu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta

Dalam doa
Dalam ucapan
Dalam setiap langkahku

Aku ingin mendekati-Mu selamanya
Sehina apapun diriku

Kuberharap
Untuk bertemu
Denganmu ya Rabbi...

Entah mungkin karena ku terlena
Sementara Engkau beri
Aku kesempatan berulang kali
Agar aku kembali

Dalam fitrahku sebagai manusia
Untuk menghambakan-Mu...

Betapa tak ada apa-apanya
Aku di hadapan-Mu...

Aku ingin mencintai-Mu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta

Dalam doa
Dalam ucapan
Dalam setiap langkahku

Aku ingin mendekati-Mu selamanya
Sehina apapun diriku

Kuberharap
Untuk bertemu
Denganmu ya Rabbi...

[instrumen]

Aku ingin mencintai-Mu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta

Dalam doa
Dalam ucapan
Dalam setiap langkahku

Aku ingin mendekati-Mu selamanya
Sehina apapun diriku

Kuberharap
Untuk bertemu
Denganmu ya Rabbi

Aku ingin mencintai-Mu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta

Dalam doa
Dalam ucapan
Dalam setiap langkahku

Aku ingin mendekati-Mu selamanya
Sehina apapun diriku

Kuberharap
Untuk bertemu

Denganmu ya Rabbi...

Berikut adalah link download

Longing Nature


Pesona Alam Itu Indah: Mulai dari yang Terkecil "Pasir, Kerikil hingga Fosil"



Alam senantiasa menjadi pendamping sejati bagi umat manusia. Layaknya seorang pendamping, keberadaannya memberi isyarat kpd manusia agar selalu ingat pd sang pencipta. Tak terkecuali keberadaan sebuah cangkang diantara tumpukan kerikil tsb.

Sepintas hal tsb terlihat biasa n wajar. Namun, sbg makhluk yg diberi kelebihan berupa akal, tak sepantasnya bila mengabaikan hal sekecil itu. Krn dr sesuatu yg kecil kita bisa menemukan arti yg luas. Seperti halnya pasir n angin, yg menjadi pertanda bahwa samudera luas sudah berada di dekatnya.

Menjadi yg peka bukan suatu paksaan. Kepekaan bisa dilatih, namun lebih sering diabaikn. Alam senantiasa memberi tanda sebelum kenyataan itu tiba. N manusia sibuk dg urusan mereka. Mengutamakan kepentingan pribadi, hingga lalai dg petunjuk yg telah diberi.

"Kerikil memang kecil, ketika bertumpuk banyak akan jadi sebesar gunung. Sama sperti dosa. Sedangkan fosil layaknya doa. Harapan baik yg akan semakin tertimbun bila tak pernah dijaga."

Sekiranya, kutipan di atas adalah contoh kecil atas pemaknaan yg bisa diambil dr sesuatu hal yg kecil. Semoga kita bisa lebih dalam lg memaknai setiap petunjuk yg telah diberi. Hingga menjadi pribadi yg lebih bijak n lebih baik sebelum mati.

Semoga bermanfaat.


Renungan untuk Sahabat



Mari, sejenak kita bertanya pada diri sendiri,
dengan beberapa pertanyaan singkat berikut ini:

Siapakah sahabat itu menurut anda?
Mengapa anda menganggapnya sebagai sahabat?
Ada berapa sahabat yang kini anda miliki?
Bagaimana anda memperlakukan sahabat-sahabat anda?
Kapan persahabatan itu tercipta?
Apa yang anda harapkan dan berikan pada seorang sahabat?

“Sahabat, dialah ilmu yang memberikan manfaat. Dialah masalah yang menjadikan diri semakin kuat. Dialah teman yang jika diminta, akan dengan hati-hati berikan nasehat. Dialah angin yang mengusir rasa hangat. Dialah keleluasaan yang menjadikan pikiran jauh dari rasa penat. Dialah obat supaya hati nurani tetap menjadi sehat.”

Memilih sahabat bukan serta merta karena rupa ataupun harta. Namun kesesuaian hati dan rasa yang menjadikan mereka tetap berada di dekat kita. Bukan berarti mereka mengusik privasi kita, namun justru mereka lah gembok yang selalu menutup rapat aib yang ada. Sosoknya sangat sulit untuk tergantikan. Hingga 
canda tawanya tak jemu-jemu untuk selalu dinantikan.

Sahabat bukanlah saudara yang secara lahiriah keluar dari rahim yang sama. Meski demikian, sosoknya akan selalu ada. Kala hati sedang sepi, kala rindu datang membelenggu, kala duka datang melanda, sahabat akan senantiasa berada didekat kita. Bukan berarti sahabat akan selalu bersanding di samping. Terkadang mereka berada tepat di depan untuk menuntun jalan. Kadang tepat dibelakang untuk memberi dorongan, dan bisa juga tepat di samping untuk menjadi pendamping.

Perbedaan terkadang memunculkan pertikaian untuk mencari siapa yang salah. Namun sahabat justru membuat perbedaan itu menjadi sesuatu yang indah. Layaknya pelangi yang menghiasi langit yang megah. Tak sekalipun mereka akan menganggapnya jadi suatu masalah. Meski mereka harus sering mengalah, tiadalah terucap sekalipun keluh kesah. Bukan berarti mereka lemah, justru itulah tanda bahwa mereka kuat, karena bisa tetap istiqomah.

Sahabat, semua yang telah kau lakukan tiada kata pamrih. Kadang diri ini sedih melihatmu tertatih. Sosokmu tegar, berhiaskan senyum yang lebar. Namun aku tahu dari kedua matamu, bahwa ada sesuatu yang belum kamu beri tahu padaku. Mungkin tentang masalah yang menderamu, mungkin tentang khilafmu di masa lalu, mungkin tentang ketakutan atau kekhawatiran yang selalu mengganggumu. Silahkan ceritakan semuanya padaku. Di sini ada pundak yang selalu siap memikul beban itu bersamamu.

Sebagai sahabatmu, saya ingin melakukan kebaikan yang sama seperti yang telah kamu lakukan padaku...


Niat Dalam Perbuatan



Mengikuti sebuah kajian islam di pagi hari, merupakan salah satu hal yang paling fenomenal bagi saya. Bukan kebiasaan saya melakukan hal tersebut. Awalnya hanya bermaksud untuk datang, dan melakukan aktivitas pagi dengan sesuatu yang berbeda. Namun apa yang saya dapatkan di pagi itu, luar biasa..  

Berikut akan saya coba ringkaskan beberapa poin yang semoga bisa menjadi bahan renungan untuk kita bersama, khususnya bagi saya pribadi..


Manusia hidup untuk melakukan sesuatu. Setiap perbuatan yang dilakukan berdasarkan pada sebuah niat. Mari kita coba refleksikan apa yang mendasari setiap perbuatan kita, dengan melihat isi dari hadist berikut,


Diriwayatkan dari Amir al-Mukminin (pemimpin kaum beriman) Abu Hafsh Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR. Bukhari)


Berdasarkan hadist di atas, niat merupakan salah satu bagian terpenting agar amal dari perbuatan tersebut diterima Allah SWT. Seperti yang dikatakan oleh penceramah kala itu bahwa ada 3 golongan orang yang “tersandung” ketika beribadah, yaitu:


Orang yang bacaan maupun hafalan alquran nya bagus namun niatnya karena ingin dipandang bagus oleh manusia, orang yang berjihad karena igin dipandang orang lain sebagai pembela jalan Allah SWT, serta orang yang mendermakan hartanya karena ingin disebut sebagai orang yang dermawan.


Pada dasarnya pahala yang dijanjikan untuk amalan di atas luar biasa besar. Namun dengan niat yang tidak karena Allah SWT, justru bisa melunturkan semua pahala yang seharusnya didapat. Ibadah yang kita lakukan harusnya ditujukan hanya untuk Allah semata. Namun dalam kenyataannya ada 3 kemungkinan dalam berniat:


untuk Allah semata
untuk Allah dan selain Allah
untuk selain Allah


Mari kita renungkan apa yang sudah  kita kerjakan. Sekecil apapun itu, apabila niatnya lillahita’ala maka Allah akan melipat gandakan pahalanya.


“Mari kita jaga dan berusaha untuk ikhlas dalam berbuat...
 Meski hanya kecil...
 Meski ikhlas itu terasa mustahil...”

Ikhlas itu berbeda dengan ridho. Ikhlas pada dasarnya hanya untuk Allah SWT, sedangkan ridho bisa dikatakan sebagai wujud mengiyakan apa yang sudah terlanjur terjadi.


“Eksistensi adalah hal paling dekat terhadap niat ingin dipuji dan diakui. Luruskan niat sedari awal, dan tetapkan lah.!”


Semoga bermanfaat..



Belajar dari Mencintai



    
   Relationships: 


It’s more than just the dates, holding hands and kissing. It’s about accepting each other’s weirdness and flaws. It’s about being yourself and finding happiness together. It’s about seeing an imperfect person perfectly




    Bagi kalangan muda, malam minggu adalah hari yang menggembirakan. Disamping bisa rehat dari rutinitas belajar, tak sedikit dari mereka yang memanfaatkannya untuk berkunjung ketempat pacar. Namun bagi yang sedang jomblo, tentu akan berbeda lagi ceritanya. Pada kesempatan ini, saya tidak ingin fokus untuk membully status jomblo. Karena sudah banyak sekali yang menyudutkan keberadaan mereka belakangan ini. Menurut saya, penyandang status jomblo tidak seharusnya dibully. Mereka harus dilindungi, karena biar bagaimana pun juga, tanpa mereka bisa jadi hujan tak pernah turun di malam minggu nanti. Jadi baik-baiklah sama yang sedang jomblo ya.. Hm.. :D

    Nah, mungkin cukup tentang jomblo. Kini kita beralih kepada mereka yang saya sebut dengan sebutan “sedang dimabuk cinta/kasmaran”. Bagi seseorang yang sudah pernah punya pacar, saya kira mereka sudah membuktikan sendiri bahwa malam minggu merupakan malam yang panjang. Meskipun begitu, kebersamaan mereka justru membuat waktu terasa singkat. 

"Itulah pelajaran pertama tentang cinta. Atas dasar suka, waktu menjadi tidak akurat. Terkadang bisa terasa sangat lama ataupun sebaliknya."

    Mendefinisikan tentang cinta, mungkin kamus besar bahasa indonesia tidak akan mampu menampung jutaan makna yang terkandung di dalamnya. Karena cinta itu tidak dapat diartikan hanya dengan kata-kata semata. Ungkapan cinta hanya sebagai perantara yang tersampaikan lewat mulut kita. Sedangkan mulut seringkali mengingkari apa yang sedang dirasakan oleh hati. Dimana nurani kadang hanya berbisik lirih.  

"Pelajaran kedua tentang cinta. Cinta sejati berasal dari dalam hati, bukan mulut yang penuh dengan manisnya  janji-janji."

    Selanjutnya, pernahkah anda terpikirkan, kapan seseorang akan benar-benar menyadari sesuatu yang paling berharga dari seseorang yang dia cintai? Apakah saat mengungkapkan perasaannya untuk yang pertama kali? Apakah saat memperingati moment yang spesial dengannya? Menurut saya, jawaban yang benar adalah saat yang kita cintai itu telah pergi.

"Yah, pelajaran ketiga tentang cinta. Sesuatu yang paling berharga akan disadari saat sudah tidak lagi dimiliki. Dan penyesalan itu selalu datangnya di akhir."

    Ketika banyak sekali waktu indah yang sudah dilewati bersama. Kelak, kenangan itu bisa menjadi sebuah duri yang menyiksa hati kala mereka tak bersama lagi. Percaya atau tidak, orang yang kita cintai dan sayangi saat ini, bisa jadi adalah orang yang menggoreskan luka terdalam di kemudian hari.

"Pelajaran keempat tentang cinta. Cintailah seseorang dengan sederhana, jangan melebihi cintamu pada Yang Maha Pencipta."

    Saya kira, masih banyak lagi hal-hal positif yang bisa di dapat dengan mencintai. Namun cinta yang hakiki patutnya kita serahkan hanya pada Tuhan yang menguasai isi hati. Saya berharap setiap hari adalah hari yang indah untuk kita semua. Ada satu rekomendasi lagu dari saya, terutama bagi anda yang sedang mencintai seseorang namun lebih memilih untuk melepasnya pergi. Percayalah bahwa jodoh terbaik sudah disiapkan Tuhan untuk kita, bisa jadi dia yang sekarang kita cintai atau mungkin dia yang sedari dulu mencintai kita tanpa kita ketahui...

Parodi Negeri Bahari

  

Nusantara adalah dongeng tentang negeri makmur nan kaya akan pesona baharinya. Lautan biru terhampar menyatu dengan indahnya langit bertemankan awan dan burung camar. Tanah subur loh jinawi dengan keragaman jenis flora dan fauna yang konon tak terhitung jenisnya, hidup damai bersama manusia. Letak geografis yang berada tepat di garis khatulistiwa membuatnya mendapatkan julukan "Jamrud Khatuliswa". Tentunya karena keindahan alam yang terpancar begitu elok di mata dunia. Sungguh luar biasa pesona yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. 

Laut menjadi hamparan yang memisahkan jutaan pulau di sana. Baik di darat maupun dalam lautan, sumber daya alam begitu melimpah. Anugerah Tuhan tersebut layaknya surga dunia yang dapat dinikmati oleh siapa saja. Alangkah beruntungnya manusia yang tinggal di sana. Namun sayang seribu sayang, kini surga itu kian terancam sirna. Banyak kebijakan yang kini justru mengijinkan manusia berbuat durhaka. Bukan kepada orang tua melainkan terhadap alam. Dimana konon telah menyediakan berbagai kebutuhan manusia dengan ijin Sang Maha Kuasa. Apakah Air susu kan terbalas dengan air tuba? Kita lah yang harus membuktikan. Jangan hanya sekedar bisa menjawab saja. Sudah banyak orang pintar di negeri nan penuh parodi jenaka.

Mari kita tengok sejenak, berapa banyak jenis pohon yang masih ada di sekitar rumah tinggal kita? Berapa banyak jenis ikan yang masih dapat ditemukan di sungai-sungai yang kini mulai kering ketika hujan yang dinanti belum kunjung tiba? Adakah yang sudah mulai menyadarinya? Pernahkah tersirat dalam angan-angan, bagaimana kelak nasib anak cucu yang menjadi generasi penerus kita? 
Satu pohon, satu jenis ekor ikan di masa sekarang akan sangat berarti kelak, meski kini engkau belum menyadarinya.